Tanaman Obat : Katuk


Klasifikasi:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Sauropus
Jenis : Sauropus androgynus (Wisaksono, 2008)

Deskripsi:
Perdu, akar tunggang, putih kotor. Tinggi 2,5-5 m. Batang berkayu, berbentuk bulat dengan bekas daun yang tampak jelas. Batang tegak, saat masih muda hijau dan setelah tua cokelat kehijauan. Daun majemuk, bulat telur, ujung runcing dan pangkal tumpul. Tepi daun rata, daun 1,5-6 cm, lebar daun 1-3,5 cm. Daun mempunyai pertulangan menyirip, bertangkai pendek, dan berwarna hijau keputihan bagian atas, hijau terang bagian bawah. Bunga majemuk, berbentuk seperti payung, berada di ketiak daun. Kelopak berbentuk bulat telur, merah-ungu. Kepala putik berjumlah tiga, berbentuk seperti ginjal. Benang sari tiga, panjang tangkai 5-10 mm. Bakal buah menumpang, ungu. Buah buni, bulat, beruang tiga, dengan diameter ±1,5 mm, hijau keputih-putihan-keunguan. Setiap buah berisi tiga biji. Biji bulat, keras, putih (Wisaksono, 2008).

Kandungan Kimia
Telah dilakukan pemeriksaan kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak heksana, eter dan etilasetat daun katuk atau Sauropus androgynus (L) Merr. (Euphorbiaceae) menggunakan kromatografi gas dan spektrometri massa. Hasil analisis dibandingkan dengan data spektrometri massa yang terdapat pada NIST (National Institute of Standard and Technology) Library. Hasil analisis dengan GCMS pada ekstrak heksana menunjukkan adanya beberapa senyawa alifatik (wax). Pada ekstrak eter terdapat tiga komponen utama, yaitu monomethylsuccinat; asam benzoat dan 2-phenylmalonic acid dan lima komponen minor yang terdeteksi antara lain: terbutol; 2-propagytoxane; 4H-pyran-4-one, 2-methoxy-6-methyt-; 3-penten-2-one, 3-(2-furanyl)-; dan asam palmitat. Pada ekstrak etilasetat terdeteksi tiga komponen utama, antara lain: cis-2-methylcyclopentanol asetat;2-pyrrolidinone dan methyl pyroglutamate, satu komponen minor, yaitu p-dodecylphenol (Agustal, 1997).

Sujarwanto (2012) juga menyebutkan, hasil analisis GCMS pada ekstrak heksana menunjukkan adanya beberapa senyawa alifatik. Pada ekstrak eter terdapat komponen utama yang meliputi : monometil suksinat, asam benzoat dan asam 2-fenilmalonat; serta komponen minor meliputi : terbutol, 2-propagiloksan, 4H-piran-4-on, 2-metoksi-6-metil, 3-peten-2-on, 3-(2-furanil), dan asam palmitat. Pada ekstrak etil asetat terdapat komponen utama yang meliputi: sis-2-metil-siklopentanol asetat. Kandungan daun katuk meliputi protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B, dan C. pirolidinon, dan metil piroglutamat serta p-dodesilfenol sebagai komponen minor.

Dalam 100 g daun katuk terkandung: energi 59 kal, protein 6,4 g, lemak 1,0 g, hidrat arang 9,9 g, serat 1,5 g, abu 1,7 g, kalsium 233 mg, fosfor 98 mg, besi 3,5 mg, karoten 10020 mcg (vitamin A), B, dan C 164 mg, serta air 81 g (Sujarwanto, 2012).

Dari data ilmiah yang lain juga disebutkan bahwa Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tanaman obat-obatan tradisional yang mempunyai kandungan zat gizi tinggi, sebagai antibakteri, dan mengandung beta karoten. Kandungan Daun Katuk antara lain juga senyawa fitokimia seperti : saponin, flavonoid, dan tanin, isoflavonoid yang menyerupai estrogen dan ternyata mampu memperlambat berkurangnya massa tulang (osteomalasia), sedangkan saponin terbukti berkhasiat sebagai antikanker, antimikroba,dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh (Sujarwanto, 2012).

Manfaat
Daun katuk berkhasiat memperbanyak air susu, untuk demam, bisul, borok dan darah kotor. Tiga peneliti menyatakan infus daun katuk dapat meningkatkan produksi air susu pada mencit. Infus daun katuk dapat meningkatkan jumlah asini tiap lobulus kelenjar susu mencit. Satu peneliti menyatakan isolat fase eter dan ekstrak petroleum eter daun katuk tidak menyebabkan peningkatan sekresi air susu yang bermakna. Satu peneliti menyatakan bahwa dekok akar katuk mempunyai efek antipiretik terhadap burungmerpati.

Infus akar katuk mempunyai efek diuretik dengan dosis 72 mg/100 g bb. Konsumsi sayur katuk oleh ibu menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi perempuan secara nyata dan untuk bayi pria hanya meningkatkan frekuensi dan lama menyusui. Proses perebusan daun katuk dapat menghilangkan sifat anti protozoa. Pemberian infus daun katuk kadar 20 %, 40 %, dan 80 % pada mencit selama periode organogenesis tidak menyebabkan cacat bawaan (teratogenik) dan tidak menyebabkan resorbsi. Jus daun katuk mentah digunakan sebagai pelangsing tubuh alami di Taiwan.

Sujarwanto (2012) juga menyebutkan, Khasiat dan kegunaan dari daun katuk adalah
1. pelancar ASI,
2. pembersih darah,
3. pembangkit vitalitas seks dan meningkatkan jumlah sperma,
4. mencegah osteoporosis,
5. anti stress karena mengandung vitamin C yang tinggi,
6. membentuk kolagen kalsium yang tinggi sebagai penguat tulang,
7. mengatur tingkat kolesterol serta pemacu imunitas,
8. penyembuh luka dan meningkatkan fungsi otak agar dapat bekerja maksimal,
9.  mengandung efedrin sebagai anti influenza,
10. mencegah penyakit mata dangan kandungan vitamin A yang cukup.

Daftar Pustaka:
Anonimus. 2012. Situs dunia tumbuhan. Tersedia di: http://www.plantamor.com.

Anonimus. 2015. Beberapa Khasiat dan Manfaat Tanaman Katuk. Tersedia di: http://sumedangsharing.blogspot.co.id/2015/10/khasiat-manfaat-tanaman-katuk.html

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Gulir ke Atas
small_c_popup.png

Let's have a chat

Bantuan langsung Perpustakaan Amarta