Tanaman Obat : Petai Cina
Kerajaan | : | Plantae |
Divisi | : | Magnoliophyta |
Kelas | : | Magnoliopsida |
Ordo | : | Fabales |
Famili | : | Fabaceae |
Genus | : | Leucaena |
Species | : | Leucaena leucocephala |
Morfologi: Lamtoro mudah beradaptasi dan segera saja tanaman ini menjadi liar di berbagai daerah tropis di Asia dan Afrika termasuk pula di Indonesia.Tanaman semak atau pohon tingggi sampai 2-10 m, bercabang banyak dan kuat, dengan kulit batang abu-abu dan 10enticels yang jelas. Daun bersirip dua dengan 3-10 pasang sirip, bervariasi dalam panjang sampai 35 cm, dengan glandula besar (sampai 5 mm) pada dasar petiole, helai daun 11-22 pasang/sirip, 8-16 mm x 1-2 mm, akut. Bunga sangat banyak dengan diameter kepala 2-5 cm,stamen (10 per bunga) dan pistil sepanjang 10 mm. Buah polong 14-26 cm x 1,5-2 cm,coklat pada saat tua. Jumlah biji 15-30 per buah polong, berwarna coklat. |
Manfaat: Menurut penelitian Widiarti dan Alrasjid (1998) bahwa serasah daun lamtoro dapat meningkatkan kesuburan tanah akan memperkaya tanah yang sejumlah unsur hara protein dan karbohidrat melalui dekomposisi serasah. Lamtoro dimanfaatkan sebagai pupuk hijau yaitu untuk memupuk tanah yakni bagian-bagian muda seperti daun,tangkai dan batang.Untuk menambah bahan organik bagi tanah dan unsur-unsur lainnya terutama nitrogen (N). Lamtoro dikategorikan sebagai pupuk hijau karena mempunyai bakteribakteri rhizobium yang menempel pada akar tanaman tersebut.Bentuknya berupa bintil-bintil berwarna keputihan, sehingga dinamai pula bakteri bintil/kutil akar. Bintil-bintil akar yang umumnya terdapat pada tanaman dari family leguminosae ini jika bersimbiosis dengan tanaman dimana lamtoro menempel mempunyai kesanggupan mengikat nitrogen N dari udara bebas.Hal ini tentu amat menguntungkan.Sebab kecuali memperkaya hara N pada tanah, juga sekaligus memenuhi kebutuhan N bagi tanaman tersebut. Dengan demikian tak perlu mengisap N dari tanah sebagaimana tanaman umumnya tapi bisa mencukupikebutuhan sendiri lewat bantuan bintil akar |
Tinggalkan Balasan