Tanaman Hias : Kenikir


Klasifikasi tanaman kenikir sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Fabales
Famili              : Asteraceae
Genus              : Cosmos
Spesies            : Cosmos caudatus
Nama binomial: Cosmos caudatus Kunth(Tjitrosoepomo, 1987).
Kenikir (Cosmos caudatus Kunth) merupakan tanaman sayuran yang tergolong indigenous. Kenikir memiliki potensi yang tinggi serta dijadikan sayuran sebagai pengganti sayuran komersial dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi manusia. Karena bersifat indigenous sayuran ini hanya dibudidayakan dalam skala yang kecil dan bersifat lokal. Tanaman kenikir biasanya ditanam disekitar pekarangan rumah dan kebun. Hal ini karena tanaman kenikir hanya di konsumsi masyarakat sebagi sayuran matan dan sayuran mentah atau lalapan keluarga (Susila, 2012). Kenikir adalah tanaman tahunan yang berbatang pipa dengan garis-garis yang membujur. Tingginya dapat mencapai 1 m dan daunnya bertangkai panjang. Duduk daunnya saling berhadapan, sehingga berbagi menyirip menjadi 2-3 tangkai. Baunya seperti damar apabila diremas. Bunganya tersusun pada tongkol yang banyak terdapat pada ketiak daun teratas, berwarna oranye berbintik kuning, bijinya berbentuk paruh (Sastrapradja dkk, 1981). Kenikir merupakan tanaman musiman dan tahunan, yang memiliki batang tegak berwarna hijau kecoklatan dengan tinggi mencapai 3 m. Batang keningkir bercabang, beralur dan berbentuk segi empat serta bekas tangkai daun atau nodus terlihat sangat jelas. Daun keningkir majemuk, berwarna hijau dengan bentuk saling berhadapan, bentuknya menyirip, tepi rata, permukaan daun atas berwarna lebih hijau dan terang dibandingkan permukaan bawah. Selain warna yang kurang terang permukaan bawah agak berbulu. Bunga tanaman kenikir terletak du ujung tangkai atau cabang batang. Panjang tangkai bunganya sekitar 5-30 cm. Mahkota bunga terdiri atas 8 helai dengan panjang 1,5-2 cm dan berwarna kuning. Benih kenikir berwarna coklat kehitaman dan dan berbentuk seperti jarum dengan ujung berambut. Bunga kenikir termasuk bunga majemuk dimana setiap tangkai bunga  ada lebih dari satu  bunga namun pada satu cabang berbunga banyak (Van De Bergh, 1994). Tanaman kenikir berkembangbiak atau di perbanyak menggunakan biji. Biji kenikir cukup keras. Saat masih muda berwarna hikau namun saat tua berwarna coklat. Panjangnya kurang lebih 1 cm. Perbanyakan di awali dengan semai biji, setelah tumbuh sampai  kurang lebih 3 minggu setelah semai baru dilakukan pemindahan ke lapang. Pengaturan drainase dan irigasi yang memadahi membatu pertumbuhan tanaman kenikir secara optimal. Kondisi tanah yang terlalu lembah dapat memicu munculnya cendawan yang mengganggu pertumbuhan kenikir. Sehingga diperikan tanah atau lahan yang tidak terlalu lembah (Hakim, 2015).  

Manfaat


Penelitian menunjukan daun kenikir mengandung senyawa antioksida yang cukup tinggi, senyawa tersebut mampu memacu proses apoptosis dimana kegunaan pemacu apoptosis untuk menghambat karsinogenesis. Daun kenikir setelah di ekstrak mengandung dua senyawa yang bermanfaat yaitu senyawa flavonoid dan glikosida kuersetin. Yang ke duanya mampu mematikan sel kanker payudara (sel T47D) melalui mekanisme apoptosis. Secara tradisional tanaman kenikir (khususnya daunya) digunakan sebaga obat penambah nafsu makan, lemah lambung, penguat tulang dan pengusir serangga (Abas et al 2003).
  DAFTAR PUSTAKA Hakim,M. R. A. dan M. Rahmad suhartono. 2015. Penentuan Masak Fisiologis dan Ketahanan Benih Kenikir (Cosmos caudatus Kunth) terhadap Desikasi. J. Horrr. Indonesia 6(2):84-90. Pambayun, R. 2008. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Produksi Beberapa Sayuran Indigenous. IPB. Bogor. Sastrapradja, S., Lubis, S. H. A., Djajasukma, E., Soetarno, H., Lubis, S. 1981. Proyek Penelitian Potensi Sumber Daya Ekonomi Sayur-Sayuran. Balai Pustaka. Jakarta. Susila, A. D., M. Syukur, Heni P., E. Gunawan. 2012. Koleksi dan Idetfikasi Tanaman Sayuran Indigenous. J. PHKT. IPB. Bogor. Tjitrosoepomo, G. 1987. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Gulir ke Atas
small_c_popup.png

Let's have a chat

Bantuan langsung Perpustakaan Amarta