Tanaman Obat : Daun Jakang/Sambung Tulang

Botani
Sinonirn Homalocladium platycladum {F.v. Muell.) Bailey

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Polygonales
Suku : Polygonaceae
Marga : Muehlenbeckia

Jenis : Muehlenbeckia platyclada (F.v. Muell.) Meissn.

Nama umum/dagang : Kismis

Nama daerah : Kismis (Sunda) Enceng-enceng (Jawa)
Jawa

Deskripsi
Habitus : Pohon, tahunan, tinggi ± 10 m.
Batang : Berkayu, tegak, bulat, percabangan simpodial,
coklat.
Daun :Tunggal, berseling, lanset, panjang ± 7,5 cm, lebar
± 0,75 cm, tepi rata, ujung dan pangkal runcing,
pertulangan sejajar, hijau.
Majemuk, bentuk karang, berkelamin dua, di ketiak

Bunga : daun, tangkai bulat, benang sari banyak, kuning,
putik satu, putin, kelopak satu, bentuk mangkok,
hijau, mahkota lonjong ungu.

Buah :Buni, bulat, diameter ± 0,5 cm, hijau.
Biji : Kecil, bentuk ginjal, coklat. Akar : Tunggang, putih kecoklatan.

Khasiat
Buah dan biji Muehlenbeckia platyclada berkhasiat sebagai obat seriawan,
getahnya untuk menghilangkan kutil (tonjolan pada kulit).
Untuk obat seriawan dipakai ± 30 gram buah segar Muehlenbeckia platy-
clada, dicuci, ditumbuk sampai lumat lalu diseduh dengan 2 gelas air matang
panas, setelah hangat-hangat kuku disaring. Hasil saringan digunakan untuk
kumur.

Daun jakang (Muehlenbeckia platyclada Meissn) telah digunakan secara tradisional untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, diantaranya untuk mengobati infeksi kulit. Meskipun demikian, aktivitas  antibakteri tanaman ini belum dibuktikan secara ilmiah. Jakang diketahui mengandung saponin, alkaloid, flavonoid, asetofenon, lignin dan antrakuinon. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi fraksi metanol sebagai antibakteri dari daun jakang. Penyarian dilakukan secara maserasi dengan menggunakan metode penyarian bertingkat, yakni dari non polar (petroleum eter), semipolar (kloroform) dan polar (metanol). Aktivitas antibakteri ekstrak kemudian diuji terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922 dengan metode difusi. Ekstrak yang aktif selanjutnya difraksinasi dengan kromatografi cair vakum, eluat dikelompokkan berdasarkan kesamaan bercak kromatografi lapis tipis. Fraksi yang diperoleh diuji aktivitasnya dengan metode difusi agar, dan diperoleh diketahui data bahwa esktrak metanol memiliki 4 (empat) fraksi, dimana 3 (tiga) fraksi aktif sebagai antibakteri pada bakteri Staphylococus aureus ATCC 25923.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Gulir ke Atas
small_c_popup.png

Let's have a chat

Bantuan langsung Perpustakaan Amarta