Tanaman Obat : Temulawak (Curcuma zanthorrhiza)


· Kingdom:Plantae
· Divisi: Magnoliophyta
· Subdivisi:Angiospermae
· Kelas:Monocotyledonae
· Ordo:Zingiberales
· Famili:Zingiberaceae
· Genus:Curcuma
Spesies:Curcuma zanthorrhiza

Temulawak merupakan tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan. Tanaman ini berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan wilayah biogeografi Malaysia.

Saat ini, sebagian besar budidaya temulawak berada di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di China, Indochina, Bardabos, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan Beberapa negara Eropa. Nama daerah di Jawa yaitu temulawak, di Sunda disebut koneng gede, sedangkan di Madura disebut temulabak. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan berhabitat di hutan tropis. Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur (Kartika, 2010).

Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Memiliki daun yang lebar dan pada setiap helainya dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga berbentuk bergerombol dan berwarna kuning tua (Septiatin, 2008). Tanaman semusim berbatang basah ini tingginya dapat mencapai lebih dari 2,5 meter. Daunnya berwarna hijau atau cokelat keunguan. Di atas tulang daun terdapat garis abstrak berwarna kecoklatan. Pada umumnya, setiap batang mempunyai daun 2-9 helai, panjang daun 31-84 cm, lebar daun 10-18 cm, dan panjang tangkai daun termasuk helainya sekitar 43-80 cm. bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung berwarna merah dadu atau merah, panjang sekitar 1,25-2 cm (Haryanto, 2006).Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin. Kurkumin bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu). Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah. Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temulawak juga dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan. Di sisi lain, temulawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk Aedes aegypti (Kartika, 2010).Rimpang temulawak sudah tidak diragukan lagi manfaatnya untuk memelihara kesehatan sehari-hari, yaitu mencegah dan mengobati penyakit serta baik untuk masa pemulihan penyakit. Rimpang temulawak dapat dimanfaatkan dalam bentuk rimpang segar, simplisia atau rimpang kering, ekstrak, ataupun dalam bentuk instan seperti serbuk instan, tablet, kaplet, dan kapsul (Haryanto, 2006). Temulawak dapat dimanfaatkan sebagai obat, sumber karbohidrat, bahan penyedap makanan dan minuman, serta pewarna alami untuk makanan dan kosmetik (Afifah, 2003). Temulawak atau dalam Bahasa Inggris disebut java turmeric ini, secara tradisional digunakan untuk menyembuhkan penyakit perut, hati, konstipasi, pembuluh darah pecah, demam anak-anak, kulit kasar, disentri dan sebagainya. Dilaporkan curcuma xanthorrhizol juga memiliki kemampuan antitumor, anti kankeranti diabetes, hipotriceriakademik, anti inflamantori, hepatoprotective, anti mikroba, dan anti lemak (Salim, 2009).Sumber :Kartika, 2010, Temulawak, id.wikipedia.org

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Gulir ke Atas
small_c_popup.png

Let's have a chat

Bantuan langsung Perpustakaan Amarta