Tanaman Obat : Daun Mint


Klasifikasi Daun Mint
 Menurut Plantamor® (2012), secara ilmiah daun mint atau dengan nama lain (Mentha piperita L.) termasuk suku Lamiaceace, dengan klasifikasi Mentha piperita L. sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Family : Lamiaceae
Genus : Mentha
Spesies : Mentha piperita Linn.

Mentha piperita L., secara umum dikenal sebagai peppermint (The Romanian Mint Rubbing Association, 2012). Mint atau yang dikenal dengan nama “Pudina” untuk beberapa daerah, digunakan sebagai ekstrak dan pengobatan tradisional rumah tangga yang popular untuk meredakan batuk dan pilek. Jenis tanaman mint ini terdiri dari 40 spesies dari tumbuh-tumbuhan herbal hijau yang sebagian besar terdistribusi di belahan bumi utara seperti Eropa, Amerika, Jepang, China, Brazil dan Formosa. Walaupun demikian, permintaan pasar untuk minyak permen (peppermint oil) dan menthol didapatkan dari pengembangan tiga spesies yang telah diterima dan diakui oleh kualitas standar penggunaan dan pasar internasional, yaitu Mentha arvensis Linn. Var. Piperascens malinvaudMentha piperita Linn var. piperitaMentha spicata Linn (Multi Commodity Exchange of India Ltd., 2004). Kata “Mentha” pertama kali berasal dari bahasa Latin Minthe. Beberapa botaniawan menyebut sebagai “Mentha”. Namun demikian, nama tersebut kemungkinan juga berasal dari bahasa Hindu kuno manth atau mante yang berarti “to rub” atau menggosok yang diguanakan untuk menyatakan tanaman atau herba sebagai obat gosok (Sastrohamidjojo, 2004). Daun mint (Mentha piperita L.) merupakan salah satu tanaman herbal aromatik penghasil minyak atsiri yang disebut minyak permen (peppermint oil) (Ardisela, 2012). Menurut Sastrohamidjojo (2004), bila minyak permen (peppermint oil) diproses lebih lanjut akan diperoleh kandungan menthol. Penyulingan dilakukan pada 70-80% kandungan menthol pada minyak permen (peppermint oil) dengan cara pengurangan tekanan, sehingga didapatkan bentuk kristal yang berwarna putih dan memiliki bau khas. Oleh karena itu, menthol digunakan secara luas baik dalam bidang obat-obatan, maupun sebagai bahan yang dicampurkan dalam makanan, minuman, pasta gigi (Sastrohamidjojo, 2004).

Kandungan Daun Mint

Kandungan utama dari minyak daun mint (Mentha piperita L.) adalah menthol, menthone dan metil asetat, dengan kandungan menthol tertinggi (73,7-85,8%) (Hadipoentyanti, 2012; Padalia et al, 2013). Selain itu, kandungan monoterpene, menthofuran, sesquiterpene, triterpene, flavonoid, karotenoid, tannin dan beberapa mineral lain juga ditemukan dari minyak daun mint (Mentha piperita L.) (Liest, 1998 cit Patil et al, 2012).

Menthol berkhasiat sebagai obat karminatif (penenang), antispasmodic (antibatuk) dan diaforetik (menghangatkan dan menginduksi keringat). Minyak Mentha piperita L. mempunyai sifat mudah menguap, tidak berwarna, berbau tajam dan menimbulkan rasa hangat diikuti rasa dingin menyegarkan. Minyak ini diperoleh dengan cara menyuling ternanya (batang dan daun), sehingga minyak yang sudah diisolasi mentholnya disebut dementholized oil (DMO) (Hadipoentyanti, 2012).

Manfaat Daun Mint

Daun mint (Mentha piperita L.) banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi, rokok, makanan antara lain untuk pembuatan pasta gigi, minyak angin, balsam, kembang gula dan lain-lain (Hadipoentyanti, 2012). Berdasarkan penggunaannya sebagai bumbu, mint (Mentha piperita L.) dapat digunakan untuk bumbu daging, ikan, saus, sup, masakan rebus, cuka, minuman teh, tembakau, dan minuman anggur. Ujung daun yang segar dari seluruh jenis mint juga digunakan dalam minum-minuman, buah, saus apel, es krim, jeli, salad, dan sayur. Sedangkan, dalam dunia kedokteran, kandungan ekstrak minyak daun mint yang mudah menguap yaitu menthol digunakan untuk sakit perut, pereda batuk, inhalasi, mouthwashes, pasta gigi, dsb. Daun mint (Mentha piperita L.) digunakan oleh para herbalis sebagai antiseptik, antipruritik, dan obat karminatif.

Sedangkan ekstrak tanamannya memiliki kandungan radioprotektif, antioksidan, antikarsinogenik, antialergik, antispasmodik. Selain itu, aroma dari peppermint dapat digunakan sebagai inhalan untuk sesak napas, bahkan peppermint tea juga digunakan untuk pengobatan batuk, bronchitis, dan inflamasi pada mukosa oral dan tenggorokan (Datta, 2011).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Gulir ke Atas
small_c_popup.png

Let's have a chat

Bantuan langsung Perpustakaan Amarta